Aksi Bajak Karyawan di Perusahaan Teknologi Informasi

Diposting oleh Hulu on Minggu, 06 April 2014

Facebook pernah menolak keinginan Google agar tidak membajak karyawan mereka. Steve Jobs juga pernah menuntut perusahaan yang ingin membajak karyawannya. baju bola

Facebook telah menjelma menjadi salah satu korporasi besar di Silicon Valley, industri teknologi informasi Amerika Serikat berada. Perusahaan yang dimiliki oleh Mark Zuckerberg ini tengah menghadapi permasalahan hukum dengan raksasa IT lainnya, Google agar tidak “membajak” karyawan mereka. Hal itu terungkap dalam surat elektronik (email) antara Facebook dan Goolge yang dirilis oleh pengadilan California, di Amerika Serikat. Surat menyurat itu diungkapkan pada pertengahan bulan Maret 2014. Persidangan akan dilanjutkan pada awal Mei mendatang.

Hal ini mulai terjadi ketika Sheryl Sandberg diangkat menjadi chief operating officer (COO) alias direktur operasional Facebook. Sebelumnya, dia bekerja untuk Google. Mantan rekannya di Google mengirimkan email kepada Sandberg. baju murah

Cara Facebook yang agresif dalam merekrut karyawan-karyawan Google telah menaikkan ketegangan antara kedua perusahaan sehingga mencapai level “Defcon 2”, istilah menurut kantor berita Reuters yang berarti sudah sampai tahap siaga saat perang. jersey bola

“Selesaikan masalah ini. Ajukan permohonan kalau anda secara benar akan menurunkan rating dari orang-orang yang pekerjakan dari kami. Pastikan kalau hal itu terjadi.” Inilah email petinggi Google Jonathan Rosenberg kepada Sandberg pada Agustus 2008. kediri

Tetapi Sandberg menolak permintaan Rosenberg. Sandberg menyatakan kalau hanya memiliki kesepakatan tidak mengikat yang terbatas dengan perusahaannya yang juga terkait dengan anggota dewan direksi, dan bukan kesepakatan menyeluruh tidak boleh merekrut karyawan dengan perusahaan lain.

Google yang menuntut menyatakan kalau perusahaan seperti Apple, Google, dan Intel menurunkan tingkat gaji sesuai kesepakatan agar menghindari saling membajak karyawan satu sama lain. kuliner

“Saya menolak kalau pada saat itu untuk membatasi perekrutan Facebook atau mendapatkan karyawan Google,” ujar Sandberg dalam pernyataan tertulisnya yang dimasukkan oleh pihak penggugat Google.

Pernyataan itu membuat Facebook seolah menjadi saksi, ketimbang tergugat. Persidangan ini terkait tuntutan hukum secara besar-besaran yang dilakukan para pekerja teknologi informasi melawan salah satu perusahaan besar di Silicon Valley. Juru bicara Facebook menolak berkomentar, sementara perwakilan Google sulit untuk dihubungi. Sedangkan Google pernah menyatakan kalau mereka secara aktif dan agresif untuk menggaet karyawan terbaik.

Harry First menyatakan perdebatan antara Sandberg dengan Rosenberg pada intinya memberikan konfirmasi kalau hubungan dewan direksi antara perusahaan teknologi informasi biasanya tidak sepakat dengan perjanjian untuk tidak saling membajak, dan kemudian hal itu berkembang lagi.

“Sepertinya hal itu tidak bagus untuk juri,” kata First seperti dilansir oleh Reuters. First adalah profesor pada New York University School of Law yang memiliki spesialilasi pada hukum antitrust.

Namun pihak tergugat juga berargumentasi kalau perusahaan seperti Facebook yang menolak untuk membatasi pola perekrutan ini menunjukkan adanya konspirasi yang mungkin tidak berpengaruh pada pasar kerja secara luas dan tingkat gaji secara umum.

Pada 2010, sejumlah perusahaan teknologi informasi seperti Google, Apple, Adobe Systems Inc, Intel, dan lainnya sepakat untuk melakukan persetujuan agar terhindar dari penyelidikan dari Departemen Kehakiman Amerika Serikat yang melarang untuk menyepakati untuk tidak saling membajak karyawan satu sama lain.

Perusahaan-perusahaan ini sejak itu berjuang untuk menghadapi tuntutan hukum. Mereka berargumentasi kepada para penuntut yang tidak berhasil membuktikan adanya konspirasi yang berdampak pada gaji.

Facebook bukan satu-satunya perusahaan informasi teknologi yang menolak permohonan untuk membatasi upaya perekrutan karyawan. Pada 2007, salah satu pendiri Apple, Steve Jobs pernah mengancam akan memasukkan tuntutan hujum kepada Palm jika presiden direktur perusahaan ini tidak sepakat untuk tidak melakukan upaya pembajakan karyawan-karyawan Apple. Hal ini juga terungkap dalam data-data yang diungkapkan dalam persidangan.

Namun chief executive officer (CEO) Palm, Edward Colligan menyatakan kepada Jobs kalau upaya itu adalah “sepertinya ilegal”. Colligan juga tidak terintimidasi dengan ancaman mendiang Jobs.

“Jika anda memilih jalan persidangan, kami akan memberikan respon berdasarkan klaim kami sendiri berdasarkan aset paten yang kami miliki, tetapi saya tidak berpikir persidangan adalah jawabannya,” ujar Colligan. Kediri Kuliner Prediksi Bola