masih saja menyisakan kisah mendaratnya pedagang
dari jazirah seberang. lalu menawarkan perjanjian
perjanjian, dan kotamu kian menjadi etalase keriuhan.
dalam keletihan menelusup jejakmu, aku dibenamkan
gigil rindu pada kembara ke hulu sejarah. syiar nurani
yang bahana, menerobos kebekuan musim dengan bara
yang disulut oleh zaman kemudian. sedangkan masih
bungkuk udang lelapku, sembari menahan pecahan
mimpi yang berserak di terjal perjalanan. suara tembang,
gamelan dan tari topeng masih terajut dalam geliat
kepurbaan.
di perbukitan Gunung Sembung, terus saja terbit pendar
pendar cahaya, dalam bait bait teduh keteguhan, kitab
kitab sari kewalian.
Puisi Budhi Setyawan Kediri Kuliner Prediksi Bola